
ANI |
Diperbarui: 03 Jan 2023 21:31 IST
Washington [US]3 Januari (ANI): Hari Braille Sedunia diperingati pada tanggal 4 Januari untuk menghormati Louis Braille, penemu sistem Braille, dan untuk mengakui kontribusinya terhadap kesejahteraan penyandang tunanetra.
Majelis Umum PBB menetapkannya pada tahun 2019 dan berfungsi sebagai upacara pembukaan Bulan Literasi Braille. Tujuan dari perayaan yang berlangsung sepanjang bulan Januari ini adalah untuk meningkatkan pemahaman masyarakat akan nilai huruf Braille dan huruf Braille.
Sejarah Hari Braille Sedunia
Pendekatan Braille diciptakan oleh seorang Prancis bernama Louis Braille setelah dia secara tidak sengaja menjadi buta di usia muda, menurut TimeandDate.com. Sebelum terciptanya metode ini, sistem Hauy digunakan untuk membaca oleh orang buta dan buta sebagian. Ini melibatkan emboss karakter Latin pada kulit atau kertas tebal.
Kompleksitas sistem ini ditambah dengan fakta bahwa sistem ini hanya mengizinkan membaca, bukan menulis. Karena kekurangan sistem, Braille terinspirasi untuk membuat sistem Braille yang lebih sederhana dan lugas. Titik timbul digunakan untuk mewakili simbol yang membentuk kode. Untuk membaca kode Braille dan terus belajar atau berkomunikasi, orang menggunakan indera peraba.
Signifikansi dan pentingnya Hari Braille Sedunia
Tujuan Hari Braille Sedunia adalah untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan nilai braille sebagai bentuk komunikasi bagi penyandang tuna netra dan tuna netra. Selain itu, tinggal di lingkungan yang terkunci telah menyebabkan masalah kemandirian dan kesepian bagi mereka yang tunanetra atau tunanetra, terutama bagi mereka yang mengandalkan sentuhan untuk mengekspresikan kebutuhan dan mengakses informasi.
Epidemi memperjelas betapa pentingnya menyampaikan informasi penting dalam format yang dapat diakses, termasuk format Braille dan audio. Jika tidak, banyak penyandang disabilitas mungkin lebih mungkin terkontaminasi karena mereka kekurangan akses ke informasi tentang cara tetap aman dan menghentikan penyebaran pandemi.
Braille masih digunakan untuk menafsirkan buku dan membuat hidup lebih mudah bagi mereka yang mengalami gangguan penglihatan bahkan setelah 200 tahun. Braille sering digunakan dalam produk sehari-hari termasuk terminal pembayaran, botol sampo, dan paket resep untuk berinteraksi dengan orang buta.
Penggabungan teknologi text-to-speech dan buku audio ke dalam telepon pintar dan komputer telah memungkinkan orang buta untuk mengakses sumber daya seperti Halaman Web dan pesan tanpa menggunakan Braille. (ANI)