
ANI |
Diperbarui: 18 Des 2022 17:56 IST
Islamabad [Pakistan], 18 Desember (ANI): Perekonomian Pakistan masih tetap kritis dan beberapa indikator ekonomi menunjukkan bahwa situasinya bisa menjadi lebih buruk. Kekurangan pangan, menipisnya energi, dan cadangan devisa dapat menimbulkan masalah yang lebih besar di musim dingin mendatang.
Keputusan Pakistan baru-baru ini untuk tidak membeli minyak dan gas dari Rusia bahkan setelah kekurangan di negara tersebut mungkin bukan hanya untuk menyenangkan Amerika Serikat (AS). Ini mungkin keputusan yang diambil karena kejatuhan ekonomi Pakistan, lapor Islam Khabar.
Menurut Islam Khabar, pembelian sebesar itu akan membutuhkan arus kas keluar yang sangat besar karena Rusia sendiri membutuhkan uang tunai karena perang yang sedang berlangsung dengan Ukraina.
Laporan Islam Khabar mengutip pernyataan Menteri Luar Negeri Bilawal Bhutto Zardari kepada ‘PBS Newshour’ pada 14 Desember di mana dia mengatakan bahwa negara tersebut tidak akan menerima minyak dan gas dari Rusia. Ini terjadi hanya seminggu setelah Menteri Energi Pakistan Musadik Malik menyelesaikan negosiasi dan menandatangani surat-surat dengan rekan Rusia mereka. Dan mengakibatkan Pakistan sekarang harus beralih ke negara-negara Teluk yang dapat memenuhi kebutuhan energi Pakistan.
Laporan Islam Khabar mengutip laporan dari Dawn bahwa cadangan bank sentral Pakistan turun dari USD 15 miliar menjadi hanya USD 6,7 miliar. Insiden luar negeri yang menurun ini akan mengakibatkan gagal bayar pinjaman luar negeri. Dan jumlah yang tersisa di cadangan mungkin cukup untuk menutupi satu bulan impor.
Meskipun Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan organisasi internasional lainnya bergegas memberikan bantuan untuk banjir yang melanda Pakistan tahun ini. Meskipun PBB telah melaporkan bahwa hanya sepertiga dari kebutuhan donasi Pakistan terpenuhi yang akan berakhir pada Januari 2023. Menurut Islam Kahabar PBB telah meminta USD 816 juta tetapi LSM PBB hanya menerima USD 262 juta sebagai bantuan internasional.
Situasi sektor industri juga tetap kritis karena sektor manufaktur besar turun 7,75 persen menurut laporan Biro Statistik Pakistan (PBS) yang meliputi tekstil dan mobil yang menyumbang sebagian besar cadangan devisa, menurut Islam Khabar.
Dan pertanian Pakistan telah lama berada dalam situasi kritis yang mengakibatkan kebijakan pemerintah yang buruk dan kurangnya investasi dan otomatisasi yang rendah. Semua ini akhirnya menyebabkan penurunan hasil panen, penurunan pendapatan petani, dan kemiskinan pedesaan. Dan Pakistan telah menjadi importir makanan dan kapas untuk industri tekstil besar bahkan sebelum banjir melanda Pakistan.
Semua faktor ini berkontribusi pada kondisi ekonomi yang kritis, dan menurut indikator, masa depan tampak lebih sulit. (ANI)