
ANI |
Diperbarui: 13 Des 2022 21:34 IST
Washington [US]13 Desember (ANI): Menurut sebuah penelitian baru yang menggunakan data dari Program Penelitian Kita Semua Institut Kesehatan Nasional yang diterbitkan dalam Jurnal Endokrinologi & Metabolisme Klinis Masyarakat Endokrin, perangkat kebugaran yang dapat dikenakan memberikan wawasan baru tentang hubungan antara aktivitas fisik dan diabetes tipe 2.
Diabetes tipe 2 adalah bentuk penyakit yang paling umum, mempengaruhi 90% sampai 95% penderita diabetes. Pada diabetes tipe 2, tubuh resisten terhadap aksi insulin, artinya tidak dapat menggunakan insulin dengan baik, sehingga tidak dapat membawa gula ke dalam sel. Diabetes tipe 2 paling sering berkembang pada orang di atas usia 45 tahun, tetapi semakin banyak anak, remaja, dan dewasa muda yang didiagnosis.
“Kami menyelidiki hubungan antara aktivitas fisik dan diabetes tipe 2 dengan pendekatan inovatif menggunakan data dari perangkat yang dapat dipakai yang terhubung dengan catatan kesehatan elektronik pada populasi dunia nyata,” kata Andrew S. Perry, MD, dari Vanderbilt University Medical Center di Nashville, Tenn. “Kami menemukan bahwa orang yang menghabiskan lebih banyak waktu dalam jenis aktivitas fisik apa pun memiliki risiko lebih rendah terkena diabetes tipe 2. Data kami menunjukkan pentingnya menggerakkan tubuh setiap hari untuk menurunkan risiko diabetes.”
Para peneliti menganalisis data Fitbit dan tingkat diabetes tipe 2 dari 5.677 peserta yang termasuk dalam Program Penelitian Kita Semua NIH antara 2010-2021. Kita Semua adalah bagian dari upaya untuk memajukan perawatan kesehatan individual dengan mendaftarkan satu juta atau lebih peserta untuk menyumbangkan data kesehatan mereka selama bertahun-tahun. Sekitar 75% peserta yang dipelajari para peneliti adalah perempuan.
Mereka menemukan 97 kasus baru diabetes selama 4 tahun tindak lanjut dalam kumpulan data. Orang dengan jumlah langkah harian rata-rata 10.700 memiliki kemungkinan 44% lebih kecil untuk mengembangkan diabetes tipe 2 dibandingkan mereka yang memiliki 6.000 langkah.
“Kami berharap untuk mempelajari populasi yang lebih beragam dalam studi masa depan untuk mengkonfirmasi generalisasi temuan ini,” kata Perry.
Penulis lain dari penelitian ini adalah Jeffrey Annis, Hiral Master, Aymone Kouame, Kayla Marginean, Ravi Shah dan Evan Brittain dari Vanderbilt University School of Medicine di Nashville, Tenn.; Matthew Nayor dari Boston University School of Medicine di Boston, Mass.; Andrew Hughes dan Dan M. Roden dari Vanderbilt University Medical Center; Paul A. Harris dari Fakultas Kedokteran Universitas Vanderbilt dan Pusat Medis Universitas Vanderbilt; Karthik Natarajan dari Universitas Columbia di New York, NY; dan Venkatesh Murthy dari University of Michigan di Ann Arbor, Mich.
Studi ini menerima dana dari NIH.
Naskah, “Asosiasi Pengukuran Aktivitas Longitudinal dan Risiko Diabetes: Sebuah Analisis dari Program Penelitian NIH All of Us,” diterbitkan secara online, sebelum dicetak. (ANI)